Suku Bugis merupakan kelompok etnik asli Sulawesi Selatan yang jumlah populasi sekitar enam juta jiwa. Mereka menyebar di berbagai provinsi Indonesia dan luar negeri. Rumah tradisional Bugis disebut lego-lego yang terdiri dari tiang utama, penyambung, dan pengait atap. Agama yang dianut sebagian besar Bugis adalah Islam.
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Suku Bugis
1.
2.
3.
4. • Suku Bugis merupakan kelompok etnik
dengan wilayah asal Sulawesi Selatan.
Penciri utama kelompok etnik ini adalah
bahasa dan adat-istiadat, sehingga
pendatang Melayu dan Minangkabau yang
merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15
sebagai tenaga administrasi dan pedagang
di Kerajaan Gowa dan telah terakulturasi,
juga dikategorikan sebagai orang Bugis.
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia
tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak
sekitar enam juta jiwa. Kini orang-orang
Bugis menyebar pula di berbagai provinsi
Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur,
dan Kalimantan Selatan. Orang Bugis juga
banyak yang merantau ke mancanegara.
5.
6. • Pengelompokan masyarakat membentuk delapan criteria diferensiasi social, antara
lain:
1. Diferensiasi Ras
2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
3. Diferensiasi Klen (Clan)
4. Diferensiasi Agama
5. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
6. Diferensiasi Jenis Kelamin
7. Diferensiasi Asal Daerah
8. Diferensiasi Partai
7.
8. • orang bugis biasanya menyebut Rumah ini
lego – lego.
• Berikut adalah bagian – bagian utamanya
Rumah Bugis:
1. Tiang utama ( alliri ). Biasanya terdiri dari 4
batang setiap barisnya. jumlahnya
tergantung jumlah ruangan yang akan
dibuat. tetapi pada umumnya, terdiri dari
3 / 4 baris alliri. Jadi totalnya ada 12
batang alliri.
2. Fadongko’, yaitu bagian yang bertugas
sebagai penyambung dari alliri di setiap
barisnya.
3. Fattoppo, yaitu bagian yang bertugas
sebagai pengait paling atas dari alliri
paling tengah tiap barisnya.
11. • Sistem Kemasyarakatan menurut Friedericy, dulu ada tiga lapisan pokok, yaitu:
1. Anakarung : lapisan kaum kerabat raja-raja.
2. To-maradeka Tu-mara-deka : lapisan orang merdeka yang merupakan sebagian
besar dari rakyat Sulawesi Selatan.
3. Ata : lapisan orang budak, yaitu orang yang ditangkap dalam peperangan, orang
yang tidak dapat membayar hutang, atau orang yang melanggar pantangan
adat.
Susunan Lapisan Gelar-gelar yang terdapat pada Suku Bugis:
• 1. Datu
• 2. Arung
• 3. Andi
• 4. Puang
• 5. Iye
• 6. Uwa
12. • Sistem kekerabatan dalam budaya Bugis boleh dianggap sebagai muasal
munculnya tradisi siri na pesse ini. Terbiasa dididik dalam system komunal, baik
dari sisi lingkungan tempat tinggal maupun semangat persaudaraan, membuat
kekerabatan menjadi bagian vital dalam system social mereka. Apapun yang terjadi
dalam lingkungan kekerabatan, wajib kiranya dilindungi oleh semua anggota
kerabat, terlebih kalau hal tersebut menyangkut kehormatan, siri na pesse.
Disintegrasi antara anggota keluarga sedapat mungkin dihindari, kalaupun terjadi
harus secepatnya diselesaikan. Meski demikian perseteruan antar kerabat keluarga
yang dilatari oleh persoalan siri na pesse sangat sulit bisa dihindari dan jamak
terlihat terutama karena makin kompleksnya persoalan hidup yang dihadapi kini.
13. • Sistem Kepercayaannys Agama Islam
• Masyarakat suku Bugis dengan segala kebudayaan dan adat istiadat juga memiliki
sistem kepercayaan. Kepercayaan suku Bugis yang banyak dianut sejak abad ke-17
adalah Islam. Islam dibawa oleh para pesyiar dari daerah Minangkabau.
• Para pesyiar tersebut membagi wilayah penyebaran agama Islam menjadi tiga
wilayah. Di wilayah Gowa dan Tallo, penyiar yang ditugaskan adalah Abdul
Makmur. Di wilayah Luwu, yang diperintahkan untuk menyiarkan ajaran Islam
adalah Suleiman. Untuk wilayah Bulukumba, Nurdin Ariyani yang ditugaskan untuk
bersyiar.
• Selain Islam, kepercayaan suku Bugis lainnya adalah sistem kepercayaan To Lotang.
Sistem kepercayaan To Lotang memiliki penganut sebanyak 15 ribu jiwa.
Masyarakat yang menganut sistem kepercayaan To Lotang tinggal di wilayah
Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang.
• Sistem kepercayaan To Lotang didirikan oleh La Panaungi. Kepercayaan ini ada
karena pendirinya mendapatkan ilham dari Sawerigading. Sawerigading adalah
jenis kepercayaan yang memuja Dewata SawwaE.